Murahnya Nyawa di Ibu Kota
Polisi menertibkan pengemudi sepeda motor yang masuk jalur cepat |
Semalam saya pulang dari kantor di Kebayoran Lama sudah lewat dari pukul 01.00. Sampai di
Jalan Cempaka Putih Raya, beberapa sepeda motor di depan saya mendadak nekat berbalik arah melawan
arus di jalur cepat.
Kampanye tertib lalu lintas |
Nyaris saja pengemudia salah satu sepeda motor yang putar
balik itu menabrak mobil saya dengan kecepatan cukup tinggi. Remaja tanpa helm
itu meliuk-liukkan badan untuk mengimbangi motornya yang sedang oleng.
Dari spion, saya lihat sepeda motor itu membuat panik
beberapa pengemudi mobil yang sedang naik di fly over Senen. Bunyi klakson
bersahutan.
Tiba-tiba…. beberapa mobil di belakang saya berhenti. Klakson
masih bersahut-sahutan. Apakah motor itu menabrak atau menyerempet sebuah mobil
di atas fly over? Entahlah. Jaraknya sudah terlalu jauh untuk bisa saya intip
melalui kaca spion.
Melawan arus di flye over |
Setelah saya meneruskan perjalanan sekitar seratus meter,
baru saya tahu penyebabnya: razia polisi! Memang hampir setiap malam, polisi
melakukan penertiban terhadap pengendara sepeda motor di jalur cepat Jalan
Cempaka Putih Raya.
Para pengendara ini mulai melanggar sejal memasuki fly over,
jalur yang dilarang untuk sepeda motor. Setiap hari mungkin ratusan orang
melanggar jalur tersebut. Tetapi saya baru mengetahui sendiri pengendara sepeda
motor yang nekat putar balik melawan arus di jalur mobil yang semalam umumnya
lari dengan kecepatan 60 kilometer per jam.
Korban melawan arus di Kuningan |
Maklum, sudah tengah malam dan mulai sepi. Mobil kea rah timur
cukup ramai. Kalau lihat dari banyaknya bawaan di kap, sepertinya mobil-mobil
itu dinaiki para pemudik ke arah Jawa Tengah yang akan masuk ke jalan tol
melalui Pulo Mas atau Penggilingan.
Kecelakaan tengah malam itu mengingatkan pada peristiwa
beberapa bulan lalu. Seorang pengemudi pria yang membawa seorang penumpang
wanita nekat putar balik di jalan layang non tol yang membelah kawasan
Kuningan.
Langkah nekat itu berujung maut. Motornya menabrak mobil,
kemudian motor itu terpental melompati pagar pembatas jalan layang. Penumpang wanita
yang sedang hamil tua itu meninggal seketika. Sedang pengemudi pria luka parah.
Belakangan diketahui, pengemudi dan penumpang itu merupakan pasangan suami
istri.
Kadang saya tidak habis pikir. Mengapa banyak pengendara
sepeda motor mau mempertaruhkan nyawa yang tidak ada penjualnya itu demikian
murah? Mengapa tidak menyerah saja pada polisi? Daripada berisiko nyawa
melayang, bukankah lebih baik kena tilang?
Jakarta oh Jakarta…
Komentar
Posting Komentar